Indonesia
adalah negara kepulauan dengan daratan yang luas dengan jenis tanah yang
berbeda-beda dan persebaran tanahnya di setiap daerah memiliki perbedaan. Tanah adalah tubuh alam yang terdiri dari lapisan (horison
tanah) dari unsur mineral ketebalan variabel, yang berbeda dari bahan induk
dalam morfologi, kimia fisik, dan karakteristik mineralnya. Hal ini terdiri dari
partikel pecahan batuan yang
telah diubah oleh bahan kimia dan proses lingkungan yang meliputi pelapukan dan erosi. Tanah berbeda dari batuan induknya karena interaksi antara litosfer, hidrosfer, atmosfer, dan biosfer.
FAKTO-FAKTOR PEMBENTUKAN TANAH telah diubah oleh bahan kimia dan proses lingkungan yang meliputi pelapukan dan erosi. Tanah berbeda dari batuan induknya karena interaksi antara litosfer, hidrosfer, atmosfer, dan biosfer.
Tanah adalah bagian kerak bumi
(litosfer) yang tersusun atas mineral dan bahan organik, dan tanah adalah
tempat tumbuhnya tanaman dan mendukung hewan dan manusia. Kebanyakan tanah
terbentuk dari pelapukan batuan dan mineral (kuarsa, feldspar, mika, hornblende,
kalsit, dan gipsum), meskipun ada yang berasal dari tumbuhan (gambut/peat;
Histosol).
Proses Pembentukan Tanah
Proses pembentukan tanah diawali dari pelapukan batuan, baik pelapukan
fisik maupun pelapukan kimia. Dari proses pelapukan ini, batuan akan menjadi
lunak dan berubah komposisinya. Pada tahap ini batuan yang lapuk belum
dikatakan sebagai tanah, tetapi sebagai bahan tanah (regolith) karena masih
menunjukkan struktur batuan induk. Proses pelapukan terus berlangsung hingga akhirnya bahan induk tanah berubah
menjadi tanah. Nah, proses pelapukan ini menjadi awal terbentuknya tanah.
Sehingga faktor yang mendorong pelapukan juga berperan dalam pembentukan tanah.
Curah hujan dan sinar matahari berperan penting dalam proses pelapukan fisik,
kedua faktor tersebut merupakan komponen iklim. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa salah satu faktor pembentuk tanah adalah iklim. Ada beberapa faktor
lain yang memengaruhi proses pembentukan tanah, yaitu organisme, bahan induk,
topografi, dan waktu
Proses Pembentukan Tanah
Pembentukan tanah di bagi menjadi empat tahap:
1. Batuan yang
tersingkap ke permukaan bumi akan berinteraksi secara langsung dengan atmsosfer
dan hidrosfer. Pada tahap ini lingkungan memberi pengaruh terhadap kondisi
fisik. Berinteraksinya batuan dengan atmosfer dan hidrosfer memicu terjadinya
pelapukan kimiawi.
2. Setelah
mengalami pelapukan, bagian batuan yang lapuk akan menjadi lunak. Lalu air
masuk ke dalam batuan sehingga terjadi pelapukan lebih mendalam. Pada tahap ini
di lapisan permukaan batuan telah ditumbuhi calon makhluk hidup.
3. Pada tahap ke
tiga ini batuan mulai ditumbuhi tumbuhan perintis. Akar tumbuhan tersebut
membentuk rekahan di lapisan batuan yang ditumbuhinya. Di sini terjadilah
pelapukan biologis.
4. Di tahap yang
terakhir tanah menjadi subur dan ditumbuhi tanaman yang ralatif besar.
Menurut buku yang saya ambil yang ditulis oleh JENNY (1941), JENNY berpendapat bahwa :ada 5 Faktor yang mempengaruhi Proses Pembentukan Tanah (Genesis) dan Perkembangan Tanah (Differensiasi Horison), yaitu:
Menurut buku yang saya ambil yang ditulis oleh JENNY (1941), JENNY berpendapat bahwa :ada 5 Faktor yang mempengaruhi Proses Pembentukan Tanah (Genesis) dan Perkembangan Tanah (Differensiasi Horison), yaitu:
- Bahan Induk seperti: Batuan Beku, B.Sedimen, B.Metamorf, Bhn.Organik; (mempengaruhi perbedaan dari sifat kimia dan sifat fisik tanah)
•Menurut Jenny (1941)
Bahan Induk adalah keadaan tanah pada waktu nol (time zero) dari proses pembentukan tanah
Bahan Induk adalah keadaan tanah pada waktu nol (time zero) dari proses pembentukan tanah
Jenis-jenis Bahan Induk:
1. Batuan Beku 3. Batuan Metamorf
2. Batuan Sedimen 4. Bahan Induk Organik
Batuan Beku:
Adalah bebatuan yang terbentuk dari proses pembekuan (solidifikasi) magma cair.
Batuan Sedimen:
Adalah bebatuan yang terbentuk dari proses pemadatan (konsolidasi) endapan-endapan partikel yang terbawa oleh angin atau air di permukaan bumi.
Batuan Metamorf:
Adalah batuan beku atau batuan sedimen yang telah mengalami perubahan bentuk (transformasi) akibat adanya pengaruh perubahan suhu dan tekanan yang sangat tinggi.
Jenis-jenis Batuan Beku:
•Berdasarkan Tempat Pembekuan Magma, batuan beku dibedakan menjadi :
a. Batuan Beku Dalam (Flutonik)
b. Batuan Beku Gang (Intrusi)
c. Batuan Beku Atas (Ekstrusi / Batuan Vulkanik)
1. Batuan Beku 3. Batuan Metamorf
2. Batuan Sedimen 4. Bahan Induk Organik
Batuan Beku:
Adalah bebatuan yang terbentuk dari proses pembekuan (solidifikasi) magma cair.
Batuan Sedimen:
Adalah bebatuan yang terbentuk dari proses pemadatan (konsolidasi) endapan-endapan partikel yang terbawa oleh angin atau air di permukaan bumi.
Batuan Metamorf:
Adalah batuan beku atau batuan sedimen yang telah mengalami perubahan bentuk (transformasi) akibat adanya pengaruh perubahan suhu dan tekanan yang sangat tinggi.
Jenis-jenis Batuan Beku:
•Berdasarkan Tempat Pembekuan Magma, batuan beku dibedakan menjadi :
a. Batuan Beku Dalam (Flutonik)
b. Batuan Beku Gang (Intrusi)
c. Batuan Beku Atas (Ekstrusi / Batuan Vulkanik)
Bahan Induk Organik
:
•Bahan Induk yang berasal dari proses akumulasi penimbunan hutan rawa / vegetasi rawa
•Tanah yang terbentuk disebut: Tanah Organik, Tanah Gambut, Histosol
•Bahan Induk yang berasal dari proses akumulasi penimbunan hutan rawa / vegetasi rawa
•Tanah yang terbentuk disebut: Tanah Organik, Tanah Gambut, Histosol
PROSES PELAPUKAN
:
1.Proses Pelapukan Fisik :
•Proses mekanik yang menyebabkan bebatuan masif pecah –hancur
terfragmentasi menjadi partikel-partikel kecil tanpa ada perubahan
kimiawi (perubahan oleh suhu).
1.Proses Pelapukan Fisik :
•Proses mekanik yang menyebabkan bebatuan masif pecah –hancur
terfragmentasi menjadi partikel-partikel kecil tanpa ada perubahan
kimiawi (perubahan oleh suhu).
2.Proses Pelapukan Kimia:
•Proses Pelapukan yang diikuti terjadinya perubahan sifat kimiawi
•Meliputi:
a.Pelarutan (solubilitasi) e. Reduksi
b.Hidrasi f. Karbonatasi
c.Hidrolisis g. Asidifikasi (pengasaman)
d.Oksidasi
•Proses Pelapukan yang diikuti terjadinya perubahan sifat kimiawi
•Meliputi:
a.Pelarutan (solubilitasi) e. Reduksi
b.Hidrasi f. Karbonatasi
c.Hidrolisis g. Asidifikasi (pengasaman)
d.Oksidasi
2.
Iklim yaitu: curah hujan dan suhu
(temperatur)
Faktor Iklim
:
1. Curah Hujan
2. Temperatur
1. Curah Hujan
2. Temperatur
3.
Organisme atau Jasad Hidup (Tumbuhan & Hewan) faktonya:
a.Vegetasi (Makroflora) & Hewan
(Makrofauna)
b.Mikroorganisme tanah
b.Mikroorganisme tanah
4.
Relief atau Topografi: Kecuraman Lereng
Faktor Topografi / Relief :
a. Kecuraman Lereng
b. Bentuk Lereng (Puncak, Cembung, Cekung, Kaki Lereng)
Mempengaruhi Proses Pembentukan Tanah dengan 4 Cara :
1. Jumlah air hujan yg dpt meresap atau disimpan oleh massa tanah
2. Kedalaman air tanah
3. Besarnya erosi yang dapat terjadi
4. Arah pergerakan air yg membawa bhn-bhn terlarut dari tempat yang
tinggi ke tempat yang rendah
a. Kecuraman Lereng
b. Bentuk Lereng (Puncak, Cembung, Cekung, Kaki Lereng)
Mempengaruhi Proses Pembentukan Tanah dengan 4 Cara :
1. Jumlah air hujan yg dpt meresap atau disimpan oleh massa tanah
2. Kedalaman air tanah
3. Besarnya erosi yang dapat terjadi
4. Arah pergerakan air yg membawa bhn-bhn terlarut dari tempat yang
tinggi ke tempat yang rendah
5.
Waktu merupakan Tingkat Perkembangan (muda, dewasa, tua) dan Umur (dalam tahun).
Lamanya bahan induk mengalami pelapukan dan perkembangan tanah, memainkan peranan penting dalam menentukan jenis-jenis tanah terbentuk.
Lamanya bahan induk mengalami pelapukan dan perkembangan tanah, memainkan peranan penting dalam menentukan jenis-jenis tanah terbentuk.
JENIS-JENIS TANAH
Interaksi antara faktor-faktor pembentuk tanah akan
menghasilkan tanah dengan sifat-sifat yang berbeda. Berdasarkan pada faktor
pembentuk dan sifat tanah inilah, beberapa ahli mengklasifikasikan tanah dengan
klasifikasi yang berbeda. Tingkat kategori yang sudah banyak dikembangkan dalam
survei dan pemetaan tanah di Indonesia, yaitu tingkat kategori jenis (great
soil group). Klasifikasi jenis-jenis tanah pada tingkat tersebut sering
digunakan untuk mengelompokkan tanah di Indonesia
· Tanah Organosol atau Tanah Gambut
Tanah jenis ini berasal dari bahan
induk organik dari hutan rawa, mempunyai ciri warna cokelat hingga kehitaman, tekstur debulempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat sampai dengan agak lekat, dan
kandungan unsur hara rendah. Tanah ini terbentuk karena adanya proses
pembusukan dari sisa-sisa tumbuhan rawa. Banyak terdapat di rawa Sumatra,
Kalimantan, dan Papua, kurang baik untuk pertanian maupun perkebunan karena
derajat keasaman tinggi.
· Tanah Aluvial
Jenis tanah ini masih muda, belum
mengalami perkembangan. Bahannya berasal dari material halus yang diendapkan
oleh aliran sungai. Oleh karena itu, tanah jenis ini banyak terdapat di daerah
datar sepanjang aliran sungai
· Tanah Regosol
Tanah ini merupakan endapan abu
vulkanik baru yang memiliki butir kasar. Penyebaran terutama pada daerah lereng
gunung api. Tanah ini banyak terdapat di daerah Sumatra bagian timur dan barat,
Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
· Tanah Litosol
Tanah litosol merupakan jenis
tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak begitu tebal. Bahannya
berasal dari jenis batuan beku yang belum mengalami proses pelapukan secara
sempurna. Jenis tanah ini banyak ditemukan di lereng gunung dan pegunungan di
seluruh Indonesia.
· Tanah Latosol
Latosol tersebar di daerah
beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan ketinggian tempat
berkisar 300–1.000 meter. Tanah ini terbentuk dari batuan gunung api kemudian
mengalami proses pelapukan lanjut.
· Tanah Grumusol
Jenis ini berasal dari batu kapur,
batuan lempung, tersebar di daerah iklim subhumid atau subarid, dan curah hujan
kurang dari 2.500 mm/tahun.
· Tanah Podsolik
Tanah ini berasal dari batuan
pasir kuarsa, tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering, curah hujan
lebih 2.500 mm/ tahun. Tekstur lempung hingga berpasir, kesuburan rendah hingga
sedang, warna merah, dan kering.
· Tanah Podsol
Jenis tanah ini berasal dari
batuan induk pasir. Penyebaran di daerah beriklim basah, topografi pegunungan,
misalnya di daerah Kalimantan Tengah, Sumatra Utara, dan Papua Barat. Kesuburan
tanah rendah
· Tanah Andosol
Tanah jenis ini berasal dari bahan
induk abu vulkan. Penyebaran di daerah beriklim sedang dengan curah hujan di
atas 2.500 mm/ tahun tanpa bulan kering. Umumnya dijumpai di daerah lereng atas
kerucut vulkan pada ketinggian di atas 800 meter. Warna tanah jenis ini umumnya
cokelat, abu-abu hingga hitam.
· Tanah Mediteran Merah Kuning
Tanah jenis ini berasal dari
batuan kapur keras (limestone). Penyebaran di daerah beriklim subhumid, topografi
karst dan lereng vulkan dengan ketinggian di bawah 400 m. Warna tanah cokelat
hingga merah. Khusus tanah mediteran merah kuning di daerah topografi karst
disebut ”Terra Rossa”.
· Hidromorf Kelabu
Jenis tanah ini perkembangannya
lebih dipengaruhi oleh faktor lokal yaitu topografi yang berupa dataran rendah
atau cekungan, hampir selalu tergenang air, dan warna kelabu hingga kekuninga
PERERSEBARAN TANAH DI INDONESIA
Persebaran
Jenis Tanah di Indonesia
1. Tanah Kapur (Terarosa)
Terbentuk akibat pelapukan bahan induk batuan kapur. Persebarannya banyak terdapat di daerah pegunungan kapur, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara, Jawa Barat, Sulawesi, Maluku dan Sumatera.
Terbentuk akibat pelapukan bahan induk batuan kapur. Persebarannya banyak terdapat di daerah pegunungan kapur, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara, Jawa Barat, Sulawesi, Maluku dan Sumatera.
2. Tanah Gambut (Tanah Organol/Tanah Rawa)
Berasal dari bahan organik (sisa-sisa tumbuhan) yang hidup di daerah rawa-rawa.
Berasal dari bahan organik (sisa-sisa tumbuhan) yang hidup di daerah rawa-rawa.
3. Tanah Vulkanik (Tanah Gunung Api)
Jenis tanah yang dihasilkan dari pelapukan batuan bekas letusan gunung api, merupakan tanah yang baik untuk pertanian, karena tanahnya sangat subur.
Jenis tanah yang dihasilkan dari pelapukan batuan bekas letusan gunung api, merupakan tanah yang baik untuk pertanian, karena tanahnya sangat subur.
4. Tanah Aluvial
Terbentuk akibat pengendapan bahan-bahan yang dibawa oleh aliran sungai, banyak dijumpai di sepanjang lembah, bantaran sungai, dataran dan daerah pertemuan antara laut dan sungai.
Terbentuk akibat pengendapan bahan-bahan yang dibawa oleh aliran sungai, banyak dijumpai di sepanjang lembah, bantaran sungai, dataran dan daerah pertemuan antara laut dan sungai.
5. Tanah Mergel
Terjadi dari campuran batuan kapur, pasir dan tanah liat, banyak ditemukan di lereng pegunungan dan dataran rendah.
Terjadi dari campuran batuan kapur, pasir dan tanah liat, banyak ditemukan di lereng pegunungan dan dataran rendah.
6. Tanah Humus
Terbentuk akibat hasil pelapukan tumbuh-tumbuhan, tanahnya sangat subur dan dapat ditemukan di bawah hutan dengan pohon-pohon yang lebat.
Terbentuk akibat hasil pelapukan tumbuh-tumbuhan, tanahnya sangat subur dan dapat ditemukan di bawah hutan dengan pohon-pohon yang lebat.
7. Tanah Podsol
Terbentuk karena pengaruh curah hujan yang tinggi dan suhu yang rendah
Terbentuk karena pengaruh curah hujan yang tinggi dan suhu yang rendah
8. Tanah Podsolik merah kuning
Tanah yang berasal dari pelapukan batuan tufa vulkanik, endapan vulkanik, batu pasir, dan pasir kwarsa yang bersifat asam
Tanah yang berasal dari pelapukan batuan tufa vulkanik, endapan vulkanik, batu pasir, dan pasir kwarsa yang bersifat asam
9. Tanah Mediteran
Terbentuk akibat pelapukan bahan induk batuan kapur, batuan sedimen dan batuan tufa vulkanik
Terbentuk akibat pelapukan bahan induk batuan kapur, batuan sedimen dan batuan tufa vulkanik
10. Tanah Andosol
Terbentuk akibat pelapukan batuan induk tufa dan abu vulkanik
Terbentuk akibat pelapukan batuan induk tufa dan abu vulkanik
11. Tanah Regosol
Terbentuk akibat pelapukan batuan yang mengandung abu vulkanik, pasir pantai dan nafal
Terbentuk akibat pelapukan batuan yang mengandung abu vulkanik, pasir pantai dan nafal
12. Tanah
Grumosol
Terbentuk akibat pelapukan batuan naval, tanah liat dan tufa vulkanik
Terbentuk akibat pelapukan batuan naval, tanah liat dan tufa vulkanik
13. Tanah Rensia
Terbentuk dari hasil pelapukan batuan kapur
Terbentuk dari hasil pelapukan batuan kapur
14. Tanah Litosol
Terbentuk akibat pelapukan batuan yang belum sempurna sehingga sulit ditanami
Terbentuk akibat pelapukan batuan yang belum sempurna sehingga sulit ditanami
15. Tanah Hidromorf Kelabu
Terbentuk akibat pelapukan batuan tufa vulkanik asam dan batu pasir
Terbentuk akibat pelapukan batuan tufa vulkanik asam dan batu pasir
16. Tanah
Planosol
Terbentuk akibat pelapukan batuan endapan di dataran rendah yang banyak mengandung bahan aluvial
Terbentuk akibat pelapukan batuan endapan di dataran rendah yang banyak mengandung bahan aluvial
17. Tanah
Glei Humus
Terbentuk dari hasil endapan bahan aluvial di wilayah yang memiliki curah hujan lebih dari 1500 mm pertahun
Terbentuk dari hasil endapan bahan aluvial di wilayah yang memiliki curah hujan lebih dari 1500 mm pertahun
18. Tanah Laterit
Adalah tanah yang terbentuk karena unsur-unsur hara yang ada di dalam tanah telah hilang terbawa oleh air hujan yang meresap dan mengalir di dalam tanah.
Adalah tanah yang terbentuk karena unsur-unsur hara yang ada di dalam tanah telah hilang terbawa oleh air hujan yang meresap dan mengalir di dalam tanah.
1 komentar:
Bersumber dari blogspot lain yang saya susun dalam tugas kuliah saya dan saya publikasi di blognya saya ini.
Posting Komentar